Setelah selesai dikawinkan, pemilik harus
memperhatikan induk kucing, terutama kondisi tubuhnya. Bila terlihat
betina bunting maka harus segera mempersiapkan segala sesuatu untuk
merawatnya lebih intensif. Hal ini hampir sama dengan seorang ibu yang
tengah hamil muda yang sangat riskan bila terkena guncangan sehingga
dapat berakibat keguguran. Aktivitas mulai berkurang, kondisi tubuh pun
lemah. Namun demikian, induk kucing pun tetap membutuhkan olahraga,
seperti jalan-jalan meskipun dalam porsi kecil.
Umumnya, kucing betina mengalami masa bunting
sampai kelahiran selama 59-70 hari. Pencatatan dapat dimulai pada hari
pertama kucing jantan dan betina “bercampur” yang terjadi 1 hari dan
berulang-ulang dalam setiap jam, atau beberapa hari dan berulang dalam
setiap harinya sejak hari pertama hingga 7 hari kemudian. Jangan
membiarkan pencampuran terjadi kekosongan sampai 3 hari karena akan
sulit memprediksi jarak atau waktu kelahiran terlalu lama.
Penanggalan perkembangan fetus pada induk betina sebagai berikut:
1. Minggu I
Lakukan pencatatan hari pertama kucing betina “bercampur” dengan pasangannya. Waktunya 1-7 hari. Pisahkan kucing jantan dan betina setelah selesai perkawinan. Dalam periode ini, kucing betina mengeluarkan Luteinizing Hormon (LH) yang dibutuhkan untuk pematangan sel telur di ovarium, lalu sperma berpindah ke kantung sel telur, hingga sel telur berkembang menjadi blastula kemudian terjadi perkembangan organ-organ penting lainnya.
2. Minggu II-III
Pada saat ini terkadang disertai mual karena terjadi perubahan hormonal atau peregangan dari uterus, lesu, nafsu makan berkurang, dan muntah-muntah. Usahakan frekuensi makan sering diberikan sekalipun dalam porsi sedikit. Dokter hewan dapat memberikan obat agar uterus rileks.
Kucing betina yang sedang bunting memperlihatkan tingkah yang lebih tenang atau malas, sering tidur, nafsu makan turun pada 1-2 minggu pertama, bahkan disertai muntah. Repotnya bila kucing bunting mogok makan atau nafsu makannya turun sampai melahirkan. Tugas breeder untuk menyuapi, bahkan mencekoki pakan agar kucing tetap mendapat gizi yang cukup untuk perkembangan fetusnya.
Kebuntingan minggu ke-2 hingga ke-3 ini, puting susu berubah menjadi pink (merah muda) dan membesar serta bulu di sekitar puting menipis.
Pada usia kebuntingan ini, dapat digunakan pula Ultra Sonografi (USG) untuk mendiagnosa kebuntingan secara dini. Metode yang digunakan dapat berupa metode A-scanning pada usia 18-20 hari post coitus atau metode B-scanning pada usia 18-19 hari post coitus.
3. Minggu IV-VI
Bagi breeder yang berpengalaman atau dokter hewan dapat melakukan palpasi bagian abdomennya karena embrio sudah berkembang seukuran jari. Pemeriksaan dengan mendengarkan suara denyut nadi fetus dan induk pun dapat dilakukan dengan stetoskop. Jumlah anak pun terkadang bisa dihitung dengan USG metode B-scanning pada usia 28-35 hari kebuntingan. Sedangkan untuk mengetahui detail tubuh fetus dengan jelas pada 40 hari kebuntingan.
Pada minggu ke-6, porsi makan sudah dapat ditingkatkan. Berikan pakan bernutrisi yang memadai sesuai dengan kebutuhannya. Upayakan tidak mengganti produk yang telah diberikan sejak awal, sebab dapat berpengaruh pada nafsu makannya. Namun, kendalikan bobotnya jangan sampai terjadi kegemukan. Tambahkan suplemen, seperti multivitamin untuk membantu pertumbuhan fetus.
Pada minggu ke IV-VI, fetus sudah seukuran 25-30cm dan berkembang penuh seperti kucing mini. Perut induk pun mulai membesar. Pembiak harus benar-benar mencurahkan segala perhatiannya untuk kucing. Sebab masa-masa sulit induk selama bunting harus ditemani agar tidak stress, apalagi induk yang pertama kali bunting.
4. Minggu VII-VIII
Pada minggu ini sangat mudah merasakan rabaan dan gerakan anakan di perut induk sehingga tidak sulit untuk menghitungnya. Induk mulai sering menjilati tubuhnya. Puting susu bertambah besar. Induk lebih sering beristirahat dan mulai mencari tempat yang nyaman dan tenang untuk calon anaknya.
5. Minggu IX
Pada saat ini, nafsu makannya berkurang dan perut induk penuh dengan anak kucing. Menu makan dijaga porsinya, dan jangan diberikan dalam dosis berlebihan. Gerakan anak dalam perut sudah mulai terasa. Lantaran perut membesar, terkadang induk mulai sulit menjilati tubuhnya. Bersihkan puting susu dan vagina dengan kain atau kapas yang dibasahi air hangat. Bulu di sekitar putting dapat dicukur.
Seminggu sebelum kelahiran biasanya cairan susu (getah bening) sudah mulai keluar dari puting. Ukur temperatur tubuh selama 12-24 jam, sebelum kelahiran tiba. Idealnya, suhu tubuh 37,5°-38,5°C. Apabila terlihat cairan ketuban mulai pecah, pertanda waktu kelahiran sudah tiba. Apalagi induk mulai kontraksi atau merejan, gelagat,dan kegelisahan tampak nyata. Persalinan dapat terjadi pada hari ke 59-70. namun, bila terjadi sebelum 58 hari, fetus sangat muda dan susah dipertahankan.
Penanggalan perkembangan fetus pada induk betina sebagai berikut:
1. Minggu I
Lakukan pencatatan hari pertama kucing betina “bercampur” dengan pasangannya. Waktunya 1-7 hari. Pisahkan kucing jantan dan betina setelah selesai perkawinan. Dalam periode ini, kucing betina mengeluarkan Luteinizing Hormon (LH) yang dibutuhkan untuk pematangan sel telur di ovarium, lalu sperma berpindah ke kantung sel telur, hingga sel telur berkembang menjadi blastula kemudian terjadi perkembangan organ-organ penting lainnya.
2. Minggu II-III
Pada saat ini terkadang disertai mual karena terjadi perubahan hormonal atau peregangan dari uterus, lesu, nafsu makan berkurang, dan muntah-muntah. Usahakan frekuensi makan sering diberikan sekalipun dalam porsi sedikit. Dokter hewan dapat memberikan obat agar uterus rileks.
Kucing betina yang sedang bunting memperlihatkan tingkah yang lebih tenang atau malas, sering tidur, nafsu makan turun pada 1-2 minggu pertama, bahkan disertai muntah. Repotnya bila kucing bunting mogok makan atau nafsu makannya turun sampai melahirkan. Tugas breeder untuk menyuapi, bahkan mencekoki pakan agar kucing tetap mendapat gizi yang cukup untuk perkembangan fetusnya.
Kebuntingan minggu ke-2 hingga ke-3 ini, puting susu berubah menjadi pink (merah muda) dan membesar serta bulu di sekitar puting menipis.
Pada usia kebuntingan ini, dapat digunakan pula Ultra Sonografi (USG) untuk mendiagnosa kebuntingan secara dini. Metode yang digunakan dapat berupa metode A-scanning pada usia 18-20 hari post coitus atau metode B-scanning pada usia 18-19 hari post coitus.
3. Minggu IV-VI
Bagi breeder yang berpengalaman atau dokter hewan dapat melakukan palpasi bagian abdomennya karena embrio sudah berkembang seukuran jari. Pemeriksaan dengan mendengarkan suara denyut nadi fetus dan induk pun dapat dilakukan dengan stetoskop. Jumlah anak pun terkadang bisa dihitung dengan USG metode B-scanning pada usia 28-35 hari kebuntingan. Sedangkan untuk mengetahui detail tubuh fetus dengan jelas pada 40 hari kebuntingan.
Pada minggu ke-6, porsi makan sudah dapat ditingkatkan. Berikan pakan bernutrisi yang memadai sesuai dengan kebutuhannya. Upayakan tidak mengganti produk yang telah diberikan sejak awal, sebab dapat berpengaruh pada nafsu makannya. Namun, kendalikan bobotnya jangan sampai terjadi kegemukan. Tambahkan suplemen, seperti multivitamin untuk membantu pertumbuhan fetus.
Pada minggu ke IV-VI, fetus sudah seukuran 25-30cm dan berkembang penuh seperti kucing mini. Perut induk pun mulai membesar. Pembiak harus benar-benar mencurahkan segala perhatiannya untuk kucing. Sebab masa-masa sulit induk selama bunting harus ditemani agar tidak stress, apalagi induk yang pertama kali bunting.
4. Minggu VII-VIII
Pada minggu ini sangat mudah merasakan rabaan dan gerakan anakan di perut induk sehingga tidak sulit untuk menghitungnya. Induk mulai sering menjilati tubuhnya. Puting susu bertambah besar. Induk lebih sering beristirahat dan mulai mencari tempat yang nyaman dan tenang untuk calon anaknya.
5. Minggu IX
Pada saat ini, nafsu makannya berkurang dan perut induk penuh dengan anak kucing. Menu makan dijaga porsinya, dan jangan diberikan dalam dosis berlebihan. Gerakan anak dalam perut sudah mulai terasa. Lantaran perut membesar, terkadang induk mulai sulit menjilati tubuhnya. Bersihkan puting susu dan vagina dengan kain atau kapas yang dibasahi air hangat. Bulu di sekitar putting dapat dicukur.
Seminggu sebelum kelahiran biasanya cairan susu (getah bening) sudah mulai keluar dari puting. Ukur temperatur tubuh selama 12-24 jam, sebelum kelahiran tiba. Idealnya, suhu tubuh 37,5°-38,5°C. Apabila terlihat cairan ketuban mulai pecah, pertanda waktu kelahiran sudah tiba. Apalagi induk mulai kontraksi atau merejan, gelagat,dan kegelisahan tampak nyata. Persalinan dapat terjadi pada hari ke 59-70. namun, bila terjadi sebelum 58 hari, fetus sangat muda dan susah dipertahankan.
sumber vet-klinik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar